Saturday, June 2, 2007

Prestasi-prestasi Marissa Haque Fawzi

Kumpulan Prestasi Marissa Haque Fawzi, SH, MHum.

Grant:
1. Yayasan Kawula Alit Nusantara, 2004Untuk mendapatkan MA pada School of Telecommunication di Ohio University, Athens, Ohio, AS.
2. Federal Assistance Award (USA), 2002Mendapatkan pertukaran program "Teaching Tolerance" dengan Indonesia, yang membuat 7 sampai 10 versi tiap menitnya untuk iklan layanan masyarakat (PSA). Mengudara pada beberapa stasiun televisi swasta maupun televisi negara Indonesia pada awal 2003.
3. OGS Scholarship from Ohio University, 2001Mendapat MFA pada the School of Film
4. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (DEPNAKER RI), 1997, Indonesian Manpower Department Membuat 27 episode @ 24 (duapuluh empat menit) mengenai TKW Indonesia yang bekerja di Saudi Arabia
5. Indomobil Grant, 1992Membuat 12 (dua belas) episode drama @ 24 (duapuluh empat menit)dengan beberapa mobil yang diproduksi oleh perusahaan sebagai properti film.
6. North Sumatra Tourism Promotion Board, 1990Membuat film layar lebar dengan lokasi di Medan (Indonesia) dan Amsterdam-Holland, durasi 90 menit dengan judul "Yang Tercinta".
Award:
1. Peraih Second Most Popular Actress dari Frank Small Associate research centre, 1995
2. “Salah Asoehan”, 1994, dimana ia yang memproduseri dan pemimpin tim skenario memenangkan 3 awards di Cinema Electronic Festival:


Best Drama TV


Best Cinematography


Best Art Director
Juga masuk sebagai nominasi dari:


Best Director


Best Music Illustrator


Best Editor


Best Supporting Actress
3. Mendapatkan kehormatan dari PT. INDOMOBIL GROUP (Bpk. Subronto Laras dan Bpk. Angky Camaro) untuk mencantumkan nama Marissa Haque pada jenis mobil Suzuki Forsa Esteem untuk versi terbatas (Limited Version)-- MH Limited, 1993.
4. Peraih ketiga dari Most Famous Indonesian Actress by SCTV (Surya Citra Television), 1993 yang diadakan setiap tahun.
5. “Perempuan Perempuan”, 1992, nominasi untuk drama seri terbaik di Cinema Electronic Festival untuk pertama kalinya
6. “Yang Tercinta”, 1991, nominasi untuk film produksi terbaik pada Indonesian Film Festival
7. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah POPULAR, 1990.
8. Peraih “Best Actress” dalam film “Matahari Matahari”, 1987 di 62th Asian Pacific Film Festival di Taipei-Taiwan.
9. “Biarkan Bulan Itu”, 1986, nominasi untuk Aktris Terbaik pada Indonesian Film Festival
10. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah GADIS, 1986
11. Peraih “Best Supporting Actress” dalam film “Tinggal Landas Buat Kekasih”· 1985 pada Indonesian Film Festival
12. Nominasi “Best Supporting Actress” dalam film “Serpihan Mutiara Retak” 1985, pada Indonesian Film Festival
13. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah GADIS, 1985
14. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah GADIS, 1984
15. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah GADIS, 1983
16. Terpilih sebagai “The Queen of Toyota Astra Motor”, 1983 dari seluruh model di Asia Tenggara
17. Terpilih sebagai The Second Most Famous Indonesian Actress oleh Majalah GADIS, 1982

Marissa Haque and ICT

Siapa tidak kenal dengan artis Marissa Haque yang juga berprofesi sebagai politisi? Barangkali tidak ada yang menyangka jika Marissa Haque ini sangat melek internet bahkan menyediakan website khusus tentang dirinya yang bisa menjadi arena berinteraksi antara dirinya dan juga penggemar.
Website Marissa Haque ini bisa dibuka di http://www.marissahaque.net./ Artis yang juga istri dari rocker Ikang Fawzi ini rupanya tidak hanya memanfaatkan internet untuk urusan menang keren. Dia sendiri mengaku sudah mengamati pentingnya internet sejak melanjutkan kuliah di School of Film di Ohio University, Athens, Ohio.
Saat berkuliah di Ohio, Marissa Haque seringkali membuat paper atau tugas kuliah yang mengamati tentang perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Salah satu papernya menyoroti tentang penggunaan situs-situs internet oleh para politisi dalam rangka pemilihan presiden. Marissa berusaha untuk mengetahui secara mendalam bagaimana para politisi ini memanfaatkan internet untuk bisa menggaet massa. “Apa yang sebenarnya menjadi tolok ukur para politisi ketika membuat situs internet,” kata Marissa Haque.
Meskipun sekarang aktif sebagai anggota parlemen, Marissa Haque masih juga berperan sebagai seorang sutradara, produser, editor dan penulis skenario film.
Marissa mengakui, dia terjun ke politik karena sangat mungkin para publik figur ini akan menang dan melenggang secara leluasa lebih dulu dibanding para kandidat umum lainnya. “Meskipun yang lebih penting, adalah visi dan misi yang dibawanya sebagai pembawa aspirasi dari rakyat yang diwakilinya,” ujarnya.
Semoga Marissa bisa menularkan pengenalannya yang mendalam terhadap dunia internet kepada para anggota DPR lain yang konon sebagian besar masih gagap teknologi.
(telkom.net)

Marissa dan Kepedulian pada Pelaksanaan Ibadah Haji, 2005.

Mengungkap 8 Masalah Pelaksanaan Ibadah Haji 2005

MINGGU ini Marissa Haque sedang berada di Cebu, Filipina. "Saya dipilih PBB/UNFPA untuk mewakili Republik Indonesia membahas masalah Perempuan, Lingkungan Hidup dan Kemiskinan," demikian kata anggota DPR-RI yang terbang ke Manila bersama sekretaris pribadinya, Menik, pekan lalu.
Sebelum keberangkatannya ke luar negeri, Icha, demikian nama kecil isteri rocker Ikang Fawzi ini, menyempatkan mengirim VCD dokumenter karyanya kepada redaksi Disctarra.Com.
VCD berdurasi 30 menit itu adalah karya Icha yang merangkap berbagai jabatan sekaligus dari Produser, Sutradara, Penulis Skrip, Kamerawati, dan lain-lainnya lagi. Dengan sendirinya kamera digital handheld atau dipegang dengan tangan belaka. Bahkan sebagian dialog dengan narasumber cukup direkam lewat handphone saja.
Diberi tajuk puitis, Purnama Putih atau Peninjauan Pelaksanaan Ibadah Haji 2005 (Lintas Komisi DPR-RI 2005-2009). Difokuskan pada lima titik terpenting yakni di lima lokasi; Jeddah, Makkah, Madinah, Mina, dan Arafah.
Diawali pertanyaan, "Apakah semuanya putih?", digelar delapan permasalahan yang merundung pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Masing-masing adalah:01. Masalah Transportasi02. Masalah Pemondokan03. Masalah Lokasi Wukuf di Arafah04. Masalah Kekurangan Toilet05. Masalah Kehilangan Dinding Tenda06. Masalah Katering07. Masalah Kekurangan Jumlah Tenaga Medis08. Masalah Kekurangan Obat-obatan.
Setiap masalah ditampilkan tokoh-tokoh yang berkaitan langsung, tentunya para jamaah haji itu sendiri. Sedangkan untuk masalah transportasi misalnya, diwawancarai GM Garuda Indonesia di Bandara King Abdul Aziz yang mengungkapkan penyebab kekurangan pelayanan pesawat.
Sebagai imbangan dalam masalah maktab alias pemondokan direkam pula pernyataan para pemiliknya. Sekilas sempat direkam Tsunami kecil sdi Makkah, ketika terjadi banjir bandang yang sempat menghanyutkan.
Dibanding dengan jamaah haji dari Malaysia atau India yang hanya membayar 2500 dollar Amerika, jelas Indonesia lebih mahal, Rp 26 juta. Padahal kualitas servisnya sungguh masih jauh di bawah jamaah dari negeri jiran itu. Contohnya, untuk 2700 orang hanya disediakan beberapa MCK. Karuan mesti berjubelan. Begitu pula untuk makan malam yang baru beredar menjelang tengah malam, pada pukul 23.00, belum lagi nasinya terlalu sedikit, hangus lagi. Saking kelaparan terpaksa dilahap juga.
"Untuk lauknya hanya diberi sayap ayam," keluh seorang jamaah wanita.
Yang lainnya menimpali, "Selama delapan hari di Madinnah selalu diberi ikan tongkol, sampai bosan!"
Seorang dokter mengakui, "Untuk jumlah 200.000 jamaah dari Indonesia idealnya minimal harus ada 100 orang tenaga medis," jelas yang ada sekarang masih jauh dari ideal.
Tak terhindar kecaman dari jamaah yang cukup keras seperti, "Kami dikarantina seperti binatang saja," atau "Adanya pungutan-pungutan untuk transportasi lagi," serta istilah 'uang tabokan'. Seorang mahasiswa Indonesia dari Kairo menandaskan, "Banyak permainan dan kong-kali-kong!" Seperti terbukti sekarang dengan terbongkarnya borok-borok dalam Departemen Agama, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji yang menjadi sapi perahan para koruptor. Sudah selayaknya para koruptor itu akan menerima azab, bukan cuma di neraka kelak, tapi sekarang pun harta kekayaannya mesti disita dan pelakunya dijebloskan ke dalam penjara!
Tak urung tersirat harapan-harapan untuk pelaksanaan ibadah haji di masa mendatang bisa lebih baik lagi dari yang sudah-sudah, khususnya di bidang manajemen dan sistem.
Sumber: disctarra.
Center for Research on Inter-group Relations and Conflict Resolution (CERIC)

The Southeast Asian Studies Program at Ohio University is proud to announce it has received a U.S. Department of State Federal Assistance Grant to conduct Training of Trainer (TOT) workshops for academics and professionals throughout Indonesia in partnership with the University of Indonesia's Center for Research on Intergroup Relations and Conflict Resolution (CERIC).

The workshops, scheduled to take place in December 2002 and July 2003, will focus on local-level conflict management, democratic dialogue, the role of media in reporting on conflict, and tolerance education. Instructional media and a series of one-minute television spots on tolerance education, both in Indonesian language, will be produced. Participants in the workshops will include journalists and media professionals, organizations dedicated to media advancement, faculty from Schools of Education, and faculty from universities in CERIC's network.
Given the violent nature of religious, cultural and ethnic intergroup relations in Indonesia since the fall of the Soeharto regime in May 1998, the need for conflict management and resolution training among Indonesia's educators and media professionals is significant. By working together, the Southeast Asian Studies Program and the University of Indonesia hope to make an important contribution to mutual understanding among religious and ethnic groups in Indonesia and increased stability in the region.

Sumber: Ohio University, Athens, Ohio, USA.
Haque: Ambassador for Rhino Conservation (Rhinoceros sondaicus
Marisa Haque with the Ujung Kulon staff, sharing the information about rhino conservation
21 Juni 2006.

What is the relation between Marisa Haque and endangered Java Rhino? The question also pop up in the head of visitors of Supermall Karawaci, Tangerang, Banten. This curiosity finnaly answered in interactive discussion session “Fun Talk with WWF and Marisa Haque about Java Rhino Conservation” participated by 200 participants. This activity held by WWF-Indonesia with Supermall Karawaci last April 16th 2006.
Besides being member of DPR Commission IV, responsible for environmental issues, Marissa Haque, a celebrity and film producer who is very concerned for Java Rhino conservation manifest her concern as Ambassador for Java Rhino, that is now only 50-60 rhinos. .
As ambassador, Marissa also involved in communicating the information about the importance of Rhino conservation, she even involved directly in making documentary film about Java rhino which now still in progress. Marissa always relates many social economy issues with rhino conservation because those are inseparable. “I will help to find export market for rhino statuettes made by local community” said Marissa. .
Fun Discussion in food court area not only discussed about Java Rhino, but laso many aspects related that can’t be ignored to assure it’s conservation, starting from small-medium business to woman power issue. WWF-Ujung Kulon team shared story about action done to preserve Java Rhino in the middle of forest restriction violation situation and illegal logging currently happen surround Ujung Kulon National Park. .
Iwan 'Podol', WWF-Indonesia researcher in Ujungkulon discuss condition of the animal that restricted for hunting in 1990s. Daily experience on field when implementing conservation and protection action for Java Rhino, fluently told by Pak Uus, member of Rhino Patrol Unit from Balai Taman Nasional Ujung Kulon. Meanwhile Bapak Warca, head of Koperasi Kagum and Pak Komar from Community representative Ujung Kulon told how community economy program through handcraft creation, especially rhino statue, eco-tourism, and credit union allowance surround National Park positively influence the whole environment. .
Another activity held is demonstration the making of rhino statuettes, rhino T-shirt, traps camera photo exhibition and certainly door prize. Ask & Question session between keynote speaker and participants flow very well, it seems besides the excellence of moderator in triggering participant interest, community start to realize the importance of being involved in environmental conservation action. Hopefully, in the future, not only Marissa Haque who is willing to be ambassador, but there will be other ambassadors with their persistence and determination to conserve environment...
Sumber: www.wwf.or.id

Marissa Haque Fawzi, SH, MHum CV:

Nama : Marissa Grace Haque / Marissa Haque Fawzi, SH, MHum.

Lahir : Balikpapan, 15 Oktober 1962.

Status : Menikah dengan Drs. Ahmad Zulfikar Fawzi / Ikang Fawzi.

Anak : 1.Isabella Muliawati Fawzi / Bella
Semester 5 di UI (Universitas Indonesia), Jurusan Sastra Inggris.

2. Marsha Cikita Fawzi / Kiki
Semester 3 di MMU (Malaysian Multimedia University) milik
Dr. Mahathir Mohammad, Jurusan Computer Graphic.

Pendidikan:

S3 (Dr / Kandidat Doktor ) dari IPB Bogor, Jurusan PSL (Pengelolaan Sumberdaya Alam & Linkungan Hidup), Insya Allah Oktober 2007 selesai.

S2 (MA / Master of Art) dari Ohio University, Athens, USA, dengan jurusan Television and space Communications / Satellite), InsyaAllah 1 quarter / tiga bulan lagi selesai.

S2 (MFA / Magister in Fine Art ) dari Ohio University, Athens, USA, dengan jurusan Film, belum selesai.

S2 (MHum / Magister in Humaniora) dari Universitas Katolik Atmajaya, Jurusan LTBI (Linguistik Terapan Bahasa Inggris) dengan spesialisasi pengajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak tunarungu / bisu-tuli.

S1 (SH / Sarjana Hukum) dari Universitas Trisakti Jakarta

SMUN 8 (Sekolah Unggulan di seluruh Jakarta)

Pekerjaan : Aktrtis, Photo Model, Politisi, Direktur Utama PT SAI (Saya Anak Indonesia) Film Productions, Direktur Eksekutif e-Gov Institute di Jakarta dan Surabaya, Dosen Tamu di berbagai Universitas di Dalam dan Luar Negeri.

Organisasi: Duta Lingkungan Hidup dari KLH, Duta WWF untuk Badak Cula Satu (Rhinoceros Sondanicus), Duta BKKBN.